Jumat, 30 November 2007

nama lain kerupuk beras

Tidak banyak orang yang tahu, bahwa yang namanya kerupuk beras, disebut juga dengan kerupuk gendar. Tapi ada juga yang menyebutnya sebagi karak. Banyak namanya, tapi sebenarnya satu rasanya. Kerupuk beras sudah seperi makanan yang tak terpisahkan dari kehidupan makanan orang Indonesia. Bahkan "bule" yang tinggal di Indonesia saja ketagihan makan kerupuk beras.
Berikut ini kami sajikan resep kerupuk beras/kerupuk gendar :

Bahan:
50 gr Bleng kering (dapat dibeli di pasar)
air secukupnya
400 gr beras yang pulen
2 siung bawang putih di haluskan
garam secukupnya
bumbu penyedap secukupnya
minyak goreng

Cara:
1. Larutkan bleng dalam 50 cc air, diamkan selama 5 menit sampai hancur. Aduk aduk
2. Masak beras dalam 1 Lt air sampai jadi aronan, kemudian masukkan larutan bleng, bawang putih, garam dan bumbu penyedap. Aduk sampai air meresap semuanya, kemudian angkat dari atas api.
3. Kukus adonan dalam dandang sampai matang. Setelah itu masukkan nasi yang sudah matang ini ke dalam loyang selagi masih panas.
4. Tumbuk nasi cepat cepat sampai halus, kemudian padatkan denganmenekan nekannya. Supaya mudah dipotong, masukkan loyang dalam lemari es supaya adonan cepat mengeras
5. selanjutnya keluarkan adonan dari dalam loyang, potong potong tipis menurut selera. Kemudian jemur di panas matahari sampai kering betul.
6. Goreng kerupuk yang sudah kering ini dalam minyak panas yang banyak jumlahnya, sampai kerupuk mengembang. Hidangkan.
Untuk 500 gr.


sumber : http://cuek.wordpress.com/2007/03/23/kerupuk-gendar/

Toko - Toko Getuk di Bnayumas..

Nama - nama toko GETUK GORENG lain yang juga berada di koTa Banyumas :

GETUK GORENG ASLI 1


Nama Kontak : Ning Waryati
Alamat : Jl. Jend. Sudirman No. 41 Sokaraja - Banyumas
Telpon : ( 0281 ) 694227 HP. 081 327 123 669
Produk : Getuk Goreng
Pasar Produk : Dalam Negeri
Harga : Rp. 15.000,00/Kg

GETUK GORENG MIRASA

Nama Kontak : Agus Kurniawan
Alamat : Jl. Jend. Sudirman No. 142 Sokaraja - Banyumas
Telpon : ( 0281 ) 694142 HP. 081 327 165 286
Produk : Getuk Goreng
Pasar Produk : Dalam Negeri
Harga : Rp. 14.000,00/Kg

Sumber : http://promojateng-bikk.com/investasi.php?mulai=48

Jumat, 16 November 2007

Aneka Resep Getuk

GETUK KEJU ABON

Untuk 6 Potong

Bahan-Bahannya :

750gm ubi kayu dikupas dan dicuci bersih

150gm kelapa ( agak muda ) dikupas kulit arinya, diparut dan dikukus

½ sudu teh serbuk vanili

200ml susu cair

50gm gula pasir

1 biji lobak merah dicuci dan diparut

75gm keju cheddar diparut

Bahan Taburan :

100gm keju cheddar parut

100gm serunding daging / ayam

Cara Membuatnya :

Campurkan susu, gula dan lobak merah dan masukkan ke dalam blender. Haluskan.

Kukus ubi kayu hingga empuk. Angkat, buang seratnya.

Semasa masih panas, tumbuk ubi kayu hingga halus.

Tambahkan kelapa, vanili, dan susu cair diatas. Gaul hingga tercampur rata.

Tambahkan keju parut. Gaul rata.

Ratakan di atas loyang / dulang. Potong mengikut citarasa.

Taburi setiap potongan kuih dengan keju parut dan serunding daging / ayam.


GETUK KEJU

Untuk 16 potong

Bahan-Bahannya :

1kg ubi kayu dikupas dan dicuci bersih

100gm kelapa ( agak muda ) dikupas kulit arinya, diparut dan dikukus dengan

sedikit garam

½ sudu teh vanili serbuk

200ml susu pekat manis

½ sudu makan margarine

Pewarna kuning

75gm keju cheddar diparut

Bahan Taburan

100gm keju Cheddar diparut

Cara Membuatnya :

Kukus ubi kayu hingga empuk. Angkat, buang seratnya.

Selagi masih panas, tumbuk ubi kayu hingga halus.

Tambahkan kelapa, vanili, dan susu. Gaul hingga tercampur rata.

Bubuh pewarna kuning. Gaul rata.

Tambahkan keju parut. Gaul rata.

Ratakan di atas loyang.

Potong-potong ukuran 5 x 3cm.

Taburi setiap potongan kuih dengan keju parut.

Sajikan.

GETUK-GETUK UBI KAYU

Bahan-Bahannya :

600gm ubi kayu

1 cawan gula

½ biji kelapa parut dibuang kulit arinya

Garam secukup rasa

Cara Membuatnya :

Kupas kulit ubi kayu dan bersihkan.

Kemudian rebus dengan sedikit garam hingga empuk.

Setelah itu, angkat dan toskan airnya.

Getuk / tumbuk ubi panas-panas hingga gebu.

Masukkan gula dan kelapa.

Getuk lagi hingga ubi kelihatan melekat-lekat.

Sediakan sebuah loyang.

Masukkan ubi tadi dan tekan sehingga rata dan padat.

Bila telah sejuk, bolehlah dipotong dan dihidangkan.

GETUK LINDRI

Untuk 20 potong

Bahan-Bahannya :

200gm gula pasir

100ml air

½ sudu the serbuk vanili

1kg ubi kayu dikupas dan dicuci bersih

Pewarna mengikut citarasa

Bahan Taburan:

100gm kelapa ( agak muda ) dikupas kulit arinya, diparut dan dikukus dengan

sedikit garam

Cara Membuatnya :

Rebus gula, air, dan vanili hingga mendidih dan gula larut.

Angkat dan saring. Sejukkan.

Kupas kulit ubi kayu dan bersihkan.

Potong-potong ubi kayu, kukus hingga empuk. Angkat.

Kemudian rebus dengan sedikit garam hingga empuk.

Setelah itu, angkat dan toskan airnya.

Getuk / tumbuk ubi panas-panas hingga gebu / halus.

Bubuh pewarna. Gaul hingga rata.

Bentuk adunan mengikut citarasa.

Giling dengan cetakan atau potong citarasa.

Sajikan dengan taburan kelapa parut.


Getuk Coklat
Bahan:

Singkong 1/2 kg .

Gula pasir 100 gram atau manis sesuai selera.

Vanila 1/2sdt.

Coklat bubuk 2 sdm.

Air matang 1sdm.

Kelapa parut kupas kulit 100 gram,kukus beri sedikit garam.

Cara:

Kukus singkong sampai empuk lalu haluskan selagi panas, setelah halus, campur dengan gula pasir dan vanila sampai rata, lalu aduk dengan coklat bubuk dan beri sedikit air kalau terlalu lengket. Bentuk sesuai selera.

Sajikan dengan taburan kelapa parut.


http://www.myonlinerecipe.com/index.php?detailed=73

GETUK GORENG SUKARAJA

Bahan-Bahannya :

1kg ubi kayu, kupas dan buang sabut tengahnya

250gm gula melaka dihiris halus

75gm tepung beras

1 sudu makan tepung

Garam

Minyak untuk menggoreng

Cara Membuatnya :

Potong-potong ubi kayu dan rebus atau kukus hingga masak.

Gula melaka direbus dengan sedikit air hingga lumat dan tercampur rata.

Semasa panas-panas, lumatkan ubi kayu dan bubuh gula sedikit demi sedikit

hingga tercampur rata.

Ratakan singkong di atas talam / dulang, setebal 2cm dan potong-potong 4 x 5cm.

Campurkan tepung beras, tepung, garam, dan air secukupnya hingga menjadi

adunan yang agak pekat.

Panaskan minyak dan celupkan getuk ke adunan tepung sebelum digoreng.

Goreng hingga kekuningan dan angkat.

Kamis, 08 November 2007

Expresionistik & Instrumentalistik Getuk Haji Tohirin

Expresonistik
Logo pada label yang seperti tameng dan elemen pendukungnya berupa mahkota dan suluran di sisi kanan kiri merupakan elemen yang terdapat pada label getuk ini. Tamengnya seolah-olah ingin melindungi produk ini dari tiruan. Sedangkan mahkota di atasnya kaya ingin menunjukan bahwa getuk ini adalah rajanya getuk, yang lain hanya meniru. Warna ungu berkesan agung, sehingga cocok dengan elemen mahkota. Sedangkan warna merah untuk menarik perhatian. Tipografi dari kata "ASLI" yang kesannya tegas dan kokoh sekali lagi ingin menekankan ke-aslian getuk ini. Lay out dari label ini simetris sehingga berkesan agak kaku.

Instrumentalistik
Konteks budayanya dipengaruhi oleh budaya Barat. Tameng pada awalnya dipakai oleh kaum Barat sedangkan mahkota dipakai oleh raja-raja. Sedangkan tipografinya yang sangat simpel ini "indo banget", hal ini sesuai dengan getuk yang merupakan khas dari tempat di Indo. Karena nama getuk ini "ASLI" dengan tipografi yang tegas maka orang indonesia akan sedikitnya percaya dan kebanyakan orang indo sering terpengaruh membeli segala sesuatu yang berbudaya barat (tameng dan mahkota) maka hal ini cukup mempengaruhi penjualan getuk ini.

Rabu, 31 Oktober 2007

Font "ASLI" pada Getuk Goreng Haji Tohirin

Font "ASLI" pada label ini termasuk jenis dekoratif font, dalam golongan serif. Kalau dicocokan di ms word, mirip sama font Queste, tapi sepertinya font ini gak terkenal di luaran. Soalnya kalau dicari di internet, font Queste gak ada.

Font nya tidak berkesan 'indo banget' (mungkin karena ada pengaruh dari jenis fontnya yang dekoratif) tapi cukup mengingatkan sama tulisan yang sering dibuat sama anak SMP. Ada outline dan "filling" nya.

Font "ASLI" yang ukurannya dibuat gede dan sangat "eye-catching" bener2 mau menunjukkan ke orang2 kalau getuk ini bener2 yang asli. Apalagi bentuk font ini cukup tegas dan dibuat capital semua.

Jumat, 28 September 2007

BPOM

Jadi gini lhoo, sebenernya hari Rebo tgl 12 Sept kemaren beberapa dari kami udah pergi ke BPOM. Cuma belom sempet dmasukin ke blog neh..
Akhirnyaaaaa.. ada tujuan juga!
Soalnya dapet banyak kabar burung, ke sana ga guna, ke sini ga ada apa2
sampe akhirnya denger kabar semua data2 di depkes ada di BPOM, jadilah pergi ke sana
Begitu sampe di sana di ping pong
Di sana tuh gedungnya banyak banget. Kaya kampus.. ada gedung e, ada gedung b, daaann lain2

Atas instruksi satpam, akhirnya kami menuju gedung f (klo ga salah inget)
di sana ada meja kaya buat resepsionis, tapi ga ada yang jaga (di lantai itu cuma ada meja resepsionis itu doang), jadi atas inisiatif sendiri, kami langsung naek ke lantai dua di mana banyak pintu2 tak dikenal yang banyak. kaya lorong2 gitu, mana siang aja udah remang gitu.. untung peginya siang.. kalo malem..uuhhh..

akhrinya kami turun lagi, terus baru ada penjaganya di sana, baru deh nanya, sebelom dia nanya macem2 kami kasih surat keterangan survey dari kampus. akhirnya dia diem terus kasih tau "pintu ke 4 di sebelah kiri"
akhirnya kami naek lagi tuh
yaahh, begitu sampe atas. mikir lagi, maksudnya pintu ke 4 itu itungan yang gimana? yang ada palangnya atau diitung mentah pintu ke 4 di sbelah kiri??
akhirnya nekat, masukin yang ada palangnya. klo ga salah ada papan "sekretariat--(lupaT.T)"
begitu masuk semua orang langsung ngeliat (begini rasanya jadi selebriti..) abis banyak nanya ini itu, dikasih tau lagi
"ooh, kamu ke gedung i"
terus ada yang nyeletuk "tapi mending sebelum kamu ke sana , ke gedung karyawan"
udah sampe di gedung karyawan itu, ditanya2 lagi. (ugh, mau minta data susah amat?!)
mana dsuruh tunggu di salah 1 meja kantor di sana, terus orang yang tadi banyak nanya2 cerita lagi ke salah 1 orang di sana, di kantor yang berkaca. pake gestur2 heboh sambil liat2 ke arah kami (serasa tahanan di kantor polisi..)
akhirnya itu orang keluar..dan berkataaa, "begini de, kami juga harus buat surat lagi. jadi dicatet aja nomer yang bisa dihubungin"

gitu deeehhh

mana mobil kejepit di tengah lagi!
parkirannya ada 3 baris, mobilnya ada di tengah. mana mobil depan rem tangan, mobil belakang rem tangan!!
ughhhh

nunggu kurang lebih 45 menit buat nungguin sopir mobil belakang balik, abis ngedenger itu lhoo yang biasanya tiap jumat jem 12an abis sholat kan kaya ada ibadah lagi. naaahhh sampe ikut ngedenger juga! (soalnya lewat speaker)
dan, sampai sekarang, kami belum dihubungi...

Minggu, 23 September 2007

Bahan Baku Naik, Produksi Getuk Turun

Harian Umum Suara Merdeka, Rabu, 14 Maret 2007

BANYUMAS -

Produksi makanan khas asli Sokaraja, getuk goreng, mengalami penurunan sangat tajam sebagai dampak naiknya harga bahan baku. Menurut karyawan perusahaan Getuk Goreng Asli No 1 Haji Tohirin, Catur (27), penurunan itu telah berlangsung sekitar dua bulan.


Sumber : http://www.suaramerdeka.com/harian/0703/14/x_ban.html

Getuk Goreng Tidak Laku jika Dijual di Kota Lain

Getuk goreng semakin populer setelah salah satu penyanyi langgam gendinggending Jawa, Waljinah, pada tahun 1974 membawakan sebuah lagu berjudul Getuk Goreng. Tohirin mulai diundang mengikuti sejumlah pameran produksi yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah (pemda) setempat.

Diakui Tohirin, beredarnya lagu Getuk Goreng merupakan salah satu promosi yang membuat produknya dikenal di berbagai kota. Pada tahun 1985, getuk goreng memasuki masa jaya. Pesanan dari Semarang, Yogyakarta, dan Jakarta mengalir sehingga banyak orang tertarik pada jenis usaha tersebut. Tohirin sendiri mampu memperbesar usaha dengan menambah jumlah toko menjadi tiga buah. Ketiga toko berlabel "Getuk Goreng Asli Haji Tohirin", yang kemudian diberikan kepada tiga anaknya yaitu Waryati, Slamet Lukito, dan Warsuti. Kini, keluarga Tohirin memiliki sembilan toko di kawasan Sokaraja, dan satu toko di perempatan Buntu, Kabupaten Banyumas.

LEBARAN merupakan masa-masa panen bagi keluarga Tohirin dan puluhan toko getuk goreng di kawasan Sokaraja. Delapan toko Tohirin tak pernah sepi, pembeli datang bergantian.

"Jika hari raya seperti ini, biasanya kami menambah produksi menjadi dua kali lipat. Dan, pasti habis," ujar Tohirin.
"Saya pernah akan mengganti besek itu dengan dus kertas. Biar inovatif. Tetapi, pembeli justru tidak mau," ujar Tohirin.

Sebenarnya, Tohirin ingin mengembangkan usahanya ke kota-kota lain. Namun, beberapa kali hal tersebut dicoba, namun hasilnya tidak menggembirakan. Orang tetap percaya, getuk di Sokaraja lebih enak dan getuk kota lain adalah palsu. Hal ini terbukti saat Tohirin bersama rekannya mencoba membuka cabang di Semarang. Konsumen ternyata tidak mempercayai bahwa toko getuk goreng tersebut merupakan cabang Sokaraja. "Semua mengira palsu, padahal spanduk dan label yang dipasang sama. Toko kami di Buntu juga tidak begitu ramai, cuma hari besar atau liburan saja dikunjungi banyak pembeli," ujar Tohirin.

Selain di Sokaraja, Tohirin memiliki pengalaman buruk yakni produknya dipalsu orang. Sehingga, pihaknya kini selektif dalam memilih dan melayani pesanan partai besar atau melayani pesanan sebuah toko. "Sebab, kunci keberhasilan saya adalah menjaga mutu dan kualitas getuk goreng," ujar Tohirin. Itu pula sebabnya, ia tidak pernah merasa tersaingi dengan munculnya toko-toko getuk yang baru di Sokaraja. (ana)


Sumber : http://www.kompas.com/kompas-cetak/0212/26/jateng/60264.htm

Hipotesa Kecap Masak No.1 Cap Ikan Lele

Haha..ada postingan yg ketinggalan nih..tentang kecap masak cap lele..

Kalau pertama kali lihat packagingnya, pasti langsung ada kesan tradisional. Kesannya indonesia banget. Dengan pewarnaan yang dapat dibilang seadanya, packaging ini terlihat cukup menarik. Pemilihan warna merah hijau nya itu membuat packaging sederhana ini tidak terlihat suram. Pita merahnya memberikan kesan feminin, terlebih lagi didukung dengan adanya ornamen di keempat sisi nya. Apakah hanya perkiraan saya saja atau memang demikian, tapi packaging ini berbeda dengan packaging kecap-kecap yang sekarang beredar dipasaran.

Kecap-kecap yang banyak beredar dipasaran sekarang ini, packaging nya tidak lagi memberikan kesan "ini lhoo kecap yang cocok untuk digunakan oleh ibu rumah tangga" dan memberikan design packaging yang menarik untuk ibu-ibu rumah tangga, tetapi lebih condong ke arah design yang tegas, simpel, dan memiliki brand image yang kuat. Hal ini mungkin disebabkan oleh target market mereka yang meluas, kalau dulu kan urusan dapur kayaknya cuma urusan perempuan aja, makanya design kecap masaknya juga sengaja dibuat feminin, sehingga menarik bagi ibu-ibu rumah tangga (karena itu saya menganggap packaging kecap masak cap ikan lele ini tradisional). Saya pribadi belum mendapat tahun pembuatan design packaging kecap masak cap lele ini.

Menurut informasi yang saya peroleh, kecap masak cap lele ini cukup terkenal diantara para menikmat jajanan nusantara. Kecap ini diproduksi di Pati, Jawa Tengah dan memiliki banyak peminatnya dan telah berhasil mengembangkan sayapnya sampai ke Jogjakarta. Bahkan sering kali warga Jakarta yang pernah berkunjung ke Pati, sengaja nitip kecap masak cap lele ini sebagai oleh-oleh khas Pati kepada teman atau kerabatnya yang berkunjung ke Pati. Pabriknya terdapat di jalan arah Juwana, tapi sayang saya belum berhasil mendapatkan info lebih lengkap mengenai alamat detailnya. Pemilihan nama cap lele ini sendiri dikarenakan bahan yang digunakan untuk membuat kecap ini adalah kulit lele. Jadi ya ngga heran kan pemiliknya memberikan nama cap lele. Tetapi proses dan cara pembuatan nya belom diketahui, mungkin karena merupakan pabrik kecil mereka tidak memberikan ulasan lengkap mengenai produknya di internet. Saya sendiri mendapatkan info ini dari para pencinta kecap masak lele ini yang menulis di blog-blog mereka.Kecap masak cap lele sendiri sebenarnya hampir sama seperti kecap ikan yang banyak anda temui di supermarket, namun rasa nya agak manis, tidak asin dan legit.

Mengenai packaging nya, saya tidak banyak mendapatkan informasi, mungkin nanti apabila saya mendapat tambahan informasi akan saya post lagi di blog..

Sumber:
www.pisangkremes.com/?p=307
www.pisangkremes.com/?p=10
http://suluhpratita.multiply.com/photos/album/136/esuk-esuk_nyoto
http://blog-indonesia.com/blog.php?page=2&blogger=3316

Sabtu, 22 September 2007

Hipotesa Anggur Kolesom Cap Orang Tua

Produk Anggur kolesom ini tidak memiliki logogram, hanya memiliki logotype, yaitu " Anggur Kolesom". Font yang digunakan untuk logotype memiliki 2 jenis, yaitu serif(impact) dan san serif. Produk ini diproduksi oleh Cap Orang Tua sejak tahun 1948 dengan PT. Perind. "BAPAK DJENGGOT" tangerang-Indonesia.
Produk ini diperuntukkan bagi laki-laki dengan komposisi terdiri dari hasil fermentasi anggur, karamel, gula pasir, spirit anggur(essence anggur), air, dan ekstrak kolesom. Selain itu secara kimia, "Anggur Kolesom" mengandung Kalsium dan Ferrum (zat besi), yang masing-masing sebesar Ca 28 mg dan Fe 0.8 mg. Kalsium memiliki khasiat untuk membantu perkembangan tulang dan gigi yang kuat sedangkan Ferrum berkhasiat untuk membantu pembentukkan sel darah merah.
Informasi data produk ini baru kita dapatkan seperti yang tertera diatas, hal ini dikarenakan produk ini sudah tidak terdaftar di website orang tua dan BAPAK DJENGGOT.


Sekian hipotesa dari kami, maaf jika ada salah kata hehehehe.....

Jumat, 21 September 2007

Shield pada Packaging Getuk Goreng Hj. Tohirin

Kalau dilihat lihat, pada kemasan getuk goreng yang akan kita bahas lebih dalam ini, terdapat gambar tameng seperti tameng yang digunakan untuk berperang pada tentara eropa jaman dahulu. Mengingatkan kita kepada film-film tentara romawi yang selalu menenteng tameng dan pedang kemana-mana.

Setelah diteliti, ternyata tameng sudah mulai dikenakan oleh Praetorian Guard pada tahun 275 SM. Praetorian Guard adalah pasukan khusus yang dibentuk sebagai bodyguard nya roman emperors. Namun bentuk nya belum menyerupai tameng yang kita lihat di packaging ini. Shield yang kita lihat pada packaging getuk goreng, biasa disebut kite shield, yaitu tameng yang bentuk nya seperti tetesan air yang terbalik atau bentuk nya menyerupai layang-layang. Kite shield mulai dikenal sekitar abad ke 10-12. Dipercaya sebagai perbaikan bentuk dari shield yang kotak atau yang bundar.

Jadi apa karena pengaruh film-film barat tentang romawi dan perang-perang dieropa jaman dahulu itu makanya terdapat packaging seperti ini? Atau karena si designer packaging ini pernah melihat Royal Coat of Arms of United Kingdom?


Royal Coat of Arms of United Kingdom ini pasti sering anda lihat juga sebelum-sebelumnya. Walaupun mungkin bukan jenis ini, karena banyak sekali jenis-jenis nya. Coat of Arms dikenal di negara2 dominion inggris,seperti skotlandia,irlandia,wales,dll. Coat of Arms sendiri adalah design khusus milik seseorang atau kelompok tertentu yang mereka gunakan dgn berbagai macam cara. Tidak seperti seals dan emblem, coat of arms memiliki deskripsi formal yang biasa dikenal luas oleh masyarakat, tepatnya ini digunakan sebagai identitas, contohnya sama seperti bendera yang digunakan suatu negara. Coat of Arms biasa nya digunakan di depan gedung pengadilan, kantor-kantor negara, dll.

Sekarang ini, masyarakat sudah familiar dengan coat of arms seperti diatas. Banyak sekolah-sekolah di Inggris yang menggunakan coat of arms sebagai lambang sekolah mereka. Hal seperti ini sudah banyak diketahui masyarakat indonesia melalui banyak media, terutama lewat film-film di televisi. Seperti pada film harry poter contohnya, beberapa kali mereka menampilkan coat of arms sebagai lambang sekolah mereka.


Apabila diperhatikan, ada kemiripan bukan, di antara gambar coat of arms diatas dengan tameng yang ada di packaging gepuk goreng yang kami miliki? Sama2 menggunakan perisai, ada pegangan disamping perisai sebagai ganti nya singa-singa yang memegang perisainya, ada mahkotanya pula. Namun mengapa si designer packaging gepuk goreng ini memilih untuk menggunakan lambang ini pun masih belum diketahui dengan jelas. Karena tidak ada narasumber yang dapat di wawancarai untuk mendapat keterangan ini, maka kami hanya masih dapat mengira ngira alasannya.

Sumber:
http://en.wikipedia.org/wiki/Praetorian_guard
http://en.wikipedia.org/wiki/Shield
http://en.wikipedia.org/wiki/Kite_shield
http://en.wikipedia.org/wiki/Royal_coat_of_arms_of_the_United_Kingdom

Getuk Goreng..




Getuk Goreng adalah Penganan yang dibuat dari ketela Pohon/singkong/cassava ini mulanya dibuat seperti membuat getuk pada umumnya. Penganan dari Sokaraja ini yakni ketela yang sudah menjadi adonan getuk dan digelar di atas meja besar. Bila sudah dingin, adonan setebal 3-5 cm yang digelar di atas meja itu dipotong-potong dalam ukuran kecil, baru digoreng. Setelah jadi, getuk tersebut ditumpuk di atas meja atau dikemas dalam besek berukuran kecil. Satu besek berisi setengah kilogram getuk goreng, berisi hingga 50 butir.

Getuk goreng ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 1918 oleh Sanpirngad, seorang penjual nasi keliling di daerah Sokaraja. Pada saat itu getuk yang dijual tidak laku, sehingga beliau mencari akal agar getuk tersebut masih bisa dikonsumsi. Kemudian, getuk yang tidak habis dijual pada hari itu dia goreng dan dijual lagi. Ternyata, makanan baru tersebut digemari oleh para pembeli. Rasa cemilan baru ini pas bagi lidah masyarakat Banyumas waktu itu. Tak sedikit pejuang kemerdekaan yang mampir ke warung Sanpirngad, sampai akhirnya produknya dikenal banyak orang.
Toko pertamanya diberi nama nomor 1.

Oleh Sanpirngad, warung tersebut diwariskan kepada Tohirin, menantunya. Di tangan Tohirin, getuk goreng mencapai masa puncak
hingga bertambah maju. Ia mampu mengubah sebuah warung nasi rames menjadi tiga buah toko getuk goreng di Sokaraja. Oleh anak cucu Tohirin, tiga toko itu dikembangkan lagi sampai akhirnya menjadi sembilan buah toko, delapan di antaranya di Sokaraja dan satu toko di Buntu Banyumas. Di luar dinasti Tohirin, mereka pun mendirikan pusat-pusat jajanan khas Purwokerto dengan menu utama getuk goreng. Rasa manis getuk goreng telah memikat ribuan orang. Karena itu pada masa menjelang dan sesudah lebaran tak sedikit pemudik yang menyempatkan diri mampir untuk membeli makanan ini sebagai oleh-oleh.

Saat ini getuk goreng dapat dengan mudah ditemui di sepanjang jalan di Sokaraja. Getuk yang digoreng juga bukan lagi getuk yang tidak laku dijual, melainkan sengaja dibuat untuk digoreng. Terletak sekitar 7 km timur Kota Purwokerto, kota kecil ini dikenal sebagai pusat jajanan. Sokaraja, demikian nama kota ini terletak di jalur utama Purwokerto-Semarang dan Purwokerto-Yogyakarta. Di kanan kiri sepanjang kota ini bisa dijumpai toko memajang berbagai jenis penganan khas Banyumas, terutama getuk goreng sokaraja.

Sebagai kota asal getuk goreng, di Sokaraja sekarang terdapat puluhan toko penjual getuk goreng. Ada getuk goreng asli H Tohirin yang mendominasi penjualan jajanan ini karena tokonya lebih dari 6 buah.

Pada saat menjelang dan sesudah Lebaran, toko penjual getuk goreng akan ramai pembeli. Karena itu saat ini penjualan makanan ini masih sepi mengingat pemudik belum banyak terlihat. Hal itu juga tampak di toko getuk goreng Asli 1 dan Asli 7 di Jl Jenderal Soedirman Sokaraja yang dikelola H Mahdori, salah satu anak H Tohirin, kemarin belum begitu ramai.

Kebanyakan orang membeli getuk goreng dan penganan khas lainnya ini untuk oleh-oleh. Jarang sekali getuk goreng Sokaraja dipasarkan atau dikirim ke luar daerah seperti produk lain. Hal ini disebabkan makanan khas dari ketela ini tak tahan lama.

Getuk goreng sangat potensial dijadikan komoditas unggulan. Persoalannya, produk panganan ini pemasaran dan distribusinya belum berjalan. Sebab produsen hanya mengandalkan pembeli yang datang ke tokonya.

Uniknya getuk goreng juga dapat disimpan dalam waktu beberapa hari tanpa rasa basi dan bau apek., untuk hasil maksimal (beberapa hari), digoreng lagipun tak masalah. Dijual dalam kemasan besek minimal 1/2 kg dengan harga sekitar Rp. 6000 sampai dengan Rp.7000/besek. Dinikmati dalam keadaan dingin ataupun panasa sama ajak nikmatnya.

Sebenarnya makanan ini sudah dikenal di berbagai kota. Terutama, melalui agen-agen travel tujuan Bandung, Jakarta, Semarang, dan kota lain. Agen travel tersebut saat lewat Sokaraja menyempatkan mampir dan penumpangnya membeli oleh-oleh khas Sokaraja itu.
Jumlah pembeli getuk goreng selama arus mudik dan balik lebaran biasanya meningkat pesat. Selain pemudik, tidak sedikit wisatawan domestik yang datang ke Sokaraja sengaja mencari getuk goreng. Dalam sehari getuk goreng yang terjual 1,5 kuintal.

Sumber :
www.sinarharapan.co.id
id.wikipedia.org/wiki/Getuk_goreng

Hipotesa Kecap Cap Zebra

Setelah beberapa saat saya research di internet, inilah beberapa hal yang saya dapat mengenai Kecap cap Zebra ini..

Kecap cap Zebra adalah kecap yang konon katanya masih dibuat dengan handmade, yang pusat produksinya ada di Bogor. Sebagai market leader di Bogor, kecap ini cukup terkenal di Bogor. Bahkan saya sempat membaca di sebuah blog yang memuat resep-resep, sempat menulis bahwa ada resep yg harus dibuat dengan kecap ini, kalau nggak rasanya tidak akan sesedap seharusnya.. hahaha sampe segitunya ya?

Lantas, harga kecap ini sepertinya tidak berbeda jauh dengan harga kecap-kecap pada umumnya di jakarta, mungkin agak sedikit lebih murah dibandingkan dengan kecap ABC. Kemasan kecap zebra ini terdiri dari 2 bagian, bagian atas dan bawah. Dua-duanya masih dibuat dengan pewarnaan monokrom; mungkin supaya hemat biaya.. hehehe

Kemudian, saya pikir, pikir, pikir, kenapa dia pake lambang zebra ya? Saya search di google untuk infonya tapi ternyata ga ada, terbatas banget.. Dan bingungnya, kenapa kecap di Bogor malah pake lambang Zebra yang konon katanya binatang dari Afrika?? Tapi kemudian saya teringat kalo di dekat2 Bogor banyak kebun binatang, Ragunan dan Taman Safari; dan di Bogor sendiri terdapat Kebun Raya Bogor.. hehe mungkin dia mencoba untuk menjual kecapnya ini dengan mengambil seekor spesies dari obyek wisata terkenal yg di sekitar Bogor, sebagai kota asal kecap ini. Untuk masalah mengapa mengambil kuda zebra, mungkin karena kecap kan warnanya item, jadi akhirnya dipake lah zebra, supaya kompak dengan warna kecapnya.. hahahaha Ya mungkin saja, namanya juga masih hipotesa dan terkaan..

Oh ya, sebagai informasi saja, zebra yang digunakan di sini adalah zebra jantan.. Bagaimana membedakannya tanpa melihat genitalnya? Zebra jantan memiliki kulit dengan latar belakang putih dan garis hitam, sedangkan yang betina adalah sebaliknya..

sumber info:
http://klewung.blog.com/2007/7/
http://label.blogombal.org/2007/03/01/kecap-bergaris/

Jumat, 14 September 2007

Hipotesa-2 Bubuk Lada Putih Burung Pelikan

Berdasarkan website www.toekangweb.or.id, warna-warna berikut ini memiliki persepsi/maksa sendiri setiap warnanya secara umum.

Warna biru biasanya berarti : Kepercayaan, Konservatif, Keamanan, Tehnologi, Kebersihan, Keteraturan

Warna kuning biasanya berarti : Optimis, Harapan, Filosofi, Ketidak jujuran, Pengecut (untuk budaya Barat), pengkhianatan

Jadi warna yang terdapat pada kemasan ini megandung arti bahwa bubuk lada putih ini dapat dipercaya/terjamin rasa dan kebersihannya. Kami sempat berpikir sih, mungkin produsennya berharap supaya produksi ini laku di pasaran dan mereka optimis dapat mencapai targetnya. Tapi kayaknya ga mungkin sampai menaruh visi pada kemasan ini, soalnya para pembeli kan tidak perlu sampai tahu visi dari perusahaan ini. Jadi, kalau dipikir ala anak DKV (ceileeh), warna kuning pada kemasan ini hanya untuk menarik perhatian saja. Selain itu warna biru memang cocok dipadankan dengan warna kuning (warnanya tidak bentrok).

Ngomong-ngomong soal gambar ikon burung pelikan ini, salah satu dari kami iseng-iseng tanya ke orangtua (yang kebetulan umurnya sudah cukup tua, jadi lebih besar kemungkinan tahu menahu tentang folisofi budaya Cina). Kira-kira bertanya seperti ini, “Pi, burung pelikan itu ada apa-apanya gak sih menurut budaya Cina? Bikin makmur atau apaa gitu..?” Setelah dipikir sejenak, jawabannya, “Kaga tuh. Gak ada apa-apa.”

Jadi, sama seperti hipotesa awal-nya, kami masih beranggapan hubungan burung pelikan dengan bubuk lada putih masih sama. Proses pengerjaan yang terorganisir, sesuai juga dengan warba biru yang berarti keteraturan (makin yakin aja nih!) dengan cara mengumpulkan material lalu ditimbun menjadi struktural yang lebih kecil sampai berupa bubuk lada putih yang halus.

Minggu, 09 September 2007

Hipotesa Jamu Jawa Asli Ginggang~Ny.Puspomadio

Jamu ginggang adalah jamu yg digunakan oleh keluarga kraton. Jamu ginggang banyak dijual di Jl.Mesjid, Yogyakarta. Warga Yogyakarta maupun para pendatang selalu menyempatkan diri berkunjung ke warung ini. Cukup dengan Rp 1.000 hingga Rp 5.000, jamu dapat dinikmati langsung di warung atau dibawa pulang ke rumah. Jamu biasanya dalam bentuk serbuk yang dapat direbus sendiri. Hebatnya lagi, khasiat jamu tradisional ginggang terkenal hingga mancanegara. Setiap bulan selalu melayani pesanan ekspor ke Amerika Serikat atau Jepang. Jamu tersebut juga dikirim ke Kalimantan dan Sumatra.

Jamu Ginggang yang kami bahas ini ada 2 macam, yaitu Ginggang no. 36~beras kencur dan Ginggang no. 7~ sawan tahun lelaki. Aturan minumnya sama persisi, yang berbeda hanyalah komposisi nya.

Hipotesa Getuk Goreng Achmad Jahiri

Getuk goreng adalah penganan khas Sokaraja yang manis dan gurih, dibuat dari singkong dan dibumbui gula kelapa. Getuk goreng ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 1918 oleh Sanpirngad, seorang penjual nasi keliling di daerah Sokaraja. Pada saat itu getuk yang dijual tidak laku, sehingga beliau mencari akal agar getuk tersebut masih bisa dikonsumsi. Kemudian, getuk yang tidak habis dijual pada hari itu dia goreng dan dijual lagi. Ternyata, makanan baru tersebut digemari oleh para pembeli. Saat ini getuk goreng dapat dengan mudah ditemui di sepanjang jalan di Sokaraja. Getuk yang digoreng juga bukan lagi getuk yang tidak laku dijual, melainkan sengaja dibuat untuk digoreng. Makanan khas ini bukan hanya menjadikan Sokaraja terkenal, tetapi lebih dari itu juga mampu menopang, bahkan menjadikan perekonomian masyarakat setempat maju.


Hampir setiap sore, di daerah Sokaraja sepanjang 3 kilometer, padat oleh bus-bus yang sengaja datang membeli oleh-oleh getuk tersebut. Mereka memadati hampir setiap toko yang menyediakan getuk Sokaraja. Di Sokaraja tidak kurang dari 40 toko yang menjajakan getuk goreng dengan menyerap tenaga kerja sampai ratusan orang, mulai dari pembuat sampai pelayan toko.Untuk
memproses ketela pohon menjadi getuk yang membutuhkan waktu kira-kira tiga hari. Setelah itu mengupas ketela pohon kemudian mengukusnya. Lalu, ketela yang sudah matang dikukus, ditumbuk - tumbuk dan dicampurkan dengan gula jawa yang berwarna kecoklatan. Baru setelah itu diangin-anginkan dan dibiarkan antara satu sampai dua hari. Setelah itu diiris-iris, dimasukkan dalam tepung beras dan langsung digoreng.


Hipotesa Kemasan Brem Gemilang

Brem adalah makanan yang berasal dari sari ketan yang dimasak dan dikeringkan, merupakan hasil fermentasi dari ketan putih yang diambil sarinya saja yang kemudian diendapkan dalam waktu sekitar sehari semalam. Maka dari itu, tidak heran apabila pada kemasan brem gemilang ini terdapat gambar tumbuhan ketan

Hipotesa Minyak Param Cap Bison

Yang dimaksud dengan minyak param disini ialah, minyak untuk obat gosok yang biasa digunakan untuk keseleo atau pegal2. Kata "minyak param" tampaknya sudah tidak (atau jarang) digunakan saat ini, saya pribadi harus membaca keterangan di bawah tulisan minyak param untuk mengetahui produk apa yang dimaksud. Disana tertulis "obat gosok" yang dibawahnya ada gambar bison yang kurang begitu jelas dan dibawah nya lagi tertulis "cap bison" . Melalui hal ini, dapat disimpulkan bahwa kemasan ini bukan lah kemasan yang baru didesign, karena seperti kita lihat di toko2, kemasan obat gosok sudah tidak lagi menuliskan "minyak param" sebagai keterangan produk mereka, melainkan obat gosok. Kata "minyak param" sendiri tidak familiar dengan masyarakat kini. Jadi sementara kita dapat simpulkan bahwa kemasan ini didesign bertahun-tahun lalu, atau bahkan puluhan tahun lalu.

Pertama kali melihat kemasan minyak param ini, langsung terlihat kalau si pembuat design ingin membuat minyak ini mudah dibedakan dengan produk sejenis lainnya yang beredar di pasaran. Hal ini dikarenakan oleh pemilihan warna yang bisa dibilang sangat mencolok, yaitu orange. Kan tidak banyak kemasan produk yang menggunakan warna orange sebagai warna dominannya. Terlebih lagi dipadukan dengan warna coklat tua dan putih sebagai warna dasar kertas. Dengan warna yang sedemikian rupa,otomatis konsumen akan melihat keberadaan minyak param cap bison ini diantar minyak gosok-minyak gosok lain. Ternyata design sederhana ini dapat menarik perhatian konsumen. Saya pribadi salut, karena si designer dapat membuat kemasan yang hanya menggunakan 2 warna ini, menjadi suatu kemasan yang menarik, mengundang konsumen, dan dengan warna ngejreng nya menonjolkan produk ini diantara produk sejenis lain nya.

Tetapi saya heran dengan merek "cap bison" yang mereka gunakan, terlebih karena binatang ini tidak ada di Indonesia. Apa yang melatarbelakangi pemilihan merek ini pun belom saya ketahui. Ada pun perkiraan saya alasan mereka memilih bison sebagai merek mereka, adalah: bison merupakan hewan yang terkenal kuat, mungkin mereka bermaksud menggambarkan khasiat obat gosok yang mereka produksi ini sangat manjur, kuat, panas, dan nendang banget. Namun hal ini pun belom dapat dibenarkan, karena saya belom menemukan informasi yang mendukug hipotesa saya ini.

Gambar kepala bison yang ditempatkan ditengah-tengah kemasan ini sayangnya hanya ala kadarnya saja, si designer tampak kurang bisa menggambar ilustrasi bison atau kurang teliti dalam pembuatannya. Sehingga membutuhkan jarak yang sangat dekat untuk bisa mengenali gambar tersebut adalah gambar bison. Sayang sekali dalam kemasan ini minim informasi perusahaannya, hal ini mungkin disebabkan karena perusahaan pembuat obat gosok ini merupakan sebuah home industry.

Selebihnya akan saya tambahkan lagi di post mendatang.

Sabtu, 08 September 2007

Hipotesa kemasan Valentin

Produk yang memakai kemasan yang akan dibahas sekarang ini adalah karak. Karak adalah nama lain dari krupuk beras.

Produknya sendiri punya brand yang bernama Valentin. Asal-usul mengapa dipilih nama Valentin ini juga belum diketahui. Mengingat juga sebenarnya agak kurang wajar, karena ini adalah produk lokal, tapi mengapa memberikan brandnya itu Valentin, apalagi dengan pengejaan yang salah. Seharusnya kan Valentine, kalau memang itu yang dimaksud.

Kemudian dalam teknisnya, kemasan ini bentuknya persegi panjang, di dalamya ada juga list seperti bingkai untuk gambar dalamnya. yang pertama, akan dibahas produk karak rasa udang. Gambar yang dipakai adalah gambar 2 udang yang terlihat berhadap-hadapan, dengan maksud memberitahu bahwa ini adalah karak rasa udang.
Sedikit ada efek hiperbola adalah dengan menambahkan kata SUPER untuk mendramatisir rasa udang yang berlebihan.

Background belakangnya putih polos saja, tidak ditambahkan gambar atau elemen lain, hanya ada tulisan-tulisan keterang tentang produk ini.

Menurut saya kemasan produk ini sangat terlihat 'lokal' sekali. Sekali lihat saja pasti tahu kalau ini adalah produk dalam negeri. Yah mungkin karena produk ini dibuat beberapa puluh tahun yang lalu, yang notabene desain belum maju, dan juga mungkin terbentur dengan masalah ekonomi, ya dibuatlah sekedarnya saja.

Untuk nama Dewa Tujuh Dewi sendiri, kami mencoba untuk mencari sejarahnya. Tapi ternyata banyak sekali yang berhubungan antara dewa, dewi, dan angka 7 ini.
Banyak sekali cerita-cerita, atau mitos yang dulu semarak beredar tentang dewa dan dewi, kan banyak juga orang yang menganut animisme atau percaya pada dewa-dewi. Juga angka 7 yang dipercaya adalah angka keberuntungan, atau angka yang bagus. Mungkin dengan pemikiran seperti inilah, agar produknya berhasil dan beruntung, dipakailah istilah dewa-dewi dan juga angka keberuntungan.

Dari segi teknis desainnya juga akan sedikit kami bahas. Dari segi warna, yang dipakai hanya 2 warna saja yaitu merah dan hijau. Warna hijau dipakai untuk tulisan-tulisan keterangan, juga untuk list kotak di luarnya. Kemudian warna merah digunakan untuk warna objek keterangan rasanya, yaitu udang, bawang, dan juga untuk gambar Dewa Tujuh Dewi pada karak rasa trasi.Sebenarnya dalam komposisinya sih safe saja. Gambar yang ingin ditonjolkan diletakkan di tengah, dan dengan warna yang menyolok, yaitu warna merah, kemudian keterangan-keterangan yang lain diletakkan rapi disesuaikan dengan gambarnya. Tipografi yang dipakai juga sederhana, memakai jenis font serif seperti Arial yang tebal.
Ya mungkin kalau menurut kami, cukup old style, sederhana, dan juga simple.

Persamaan dari ketiga kemasan ini ada pada warnanya(seperti yang sudah disebutkan di atas), dalam komposisinya juga mirip. Hanya saja pada karak rasa trasi, tidak digunakan objek harafiah seperti udang dan bawang, tapi malah diwakilkan dengan objek dewa dan ada tujuh dewi yang berjajar. Kalau mau dilihat, dewa dan dewinya ini seperti manusia saja, tidak ada yang istimewa, palingan dari pakaiannya saja yang dulunya pakaian seperti itu dikenakan oleh orang-orang yang berada, seperti raja, bangsawan, dll. Dengan perwakilan objek yang seperti ini, maksudnya, dewa dan dewinya dipilih dalam bentuk wujud manusia, boleh dibilang ya ada kemiripan dengan budaya Yunani yang mengagungkan manusia dalam bentuk wujud dewa, seperti dewa Zeus, dan dewa-dewi lainnya yang kebanyakan juga berbentuk manusia yang postur tubuhnya sempurna. Juga setting alam yang seperti di pegunungan atau di khayangan, karena memang dahulu, alam Indonesia masih indah dan hijau.

Kemudian juga dalam pemilihan kata-kata untukmenerangkan produk ini cukup konsisten. Dilihat dari ketiga kemasan ini, semuanya mengungkapkan bahwa karak ini "kering, lezat, dan gurih". Ini mencerminkan kekonsistenan produk ini dalam rasa yang berbeda.


Sekian dulu untuk kali ini, terima kasihhhh.. tak ada gading yang tak retak... maaph ya kalau ada salah-salah kata...
menerima kritik dan saran ^^

Komentar tentang Getuk Goreng Haji Tohirin...

Bentuk logo cukup menarik dan dapat dimengerti maksudnya, yaitu ingin menunjukkan atau menampilkan bahwa dialah rajanya keaslian getuk goreng.
Bila dilihat dari segi warna, warna yang digunakan pada bentuk logo tidak menarik dan lebih cenderung terlihat norak.Walaupun mungkin dengan warna tersebut ia bermaksud agar lebih terlihat menyolok sehingga mudah terlihat,sayangnya hal tersebut kurang berhasil.Kemudian perpaduan warna yang digunakan pada tipografinya kurang tepat sehingga terlihat redup.Padahal bisa saja warna yang digunakan lebih kearah yang berhubungan dengan warna getuknya atau warna kotanya, karena getuk goreng merupakan oleh-oleh khas Banyumas.
Dari segi tipografi,terlalu banyak tipografi dengan jenis yang berbeda. Selain itu peletakan tipografinya kurang tepat sehingga terlihat terlalu penuh dan ramai.Ukuran tipografi yang digunakan juga ada yang terlalu jauh terutama pada kata "ASLI" sudah huruf besar semua,ditambah warna merah, ditambah lagi penebalan garis, dan ditambah lagi ukurannya yang terlalu jauh berbeda dengan yang lain.Padahal jika sudah menggunakan huruf kapital semua dan warna merah, disarankan tidak perlu menggunakan ukuran yang terlampau jauh. Dengan 2 hal tadi saja sudah cukup memperlihatkan kata"ASLI".


sekian komentar dari kami...Maap-maap kalau ada salah kata hehehe...

Jumat, 07 September 2007

Hipotesa Bubuk Lada putih Burung Pelikan

Pada dasarnya burung pelikan itu burung air besar dengan kantong di bawah paruh burung. Burung pelikan mempunyai 2 kaki yang terdiri dari 4 jari yang berselaput.

Burung pelikan warna putih mempunyai cara makan yang khas, disebut "kelompok meng-ikan". Caranya begini, mereka (burung pelikan)membuat barisan untuk mengejar sekelompok ikan kecil di perairan yang dangkal lalu menyekop ikan-ikan itu. Ikan besar ditangkap dengan ujung paruh, di lempar ke udara lalu ditangkap kemudian dimasukan ke kerongkongan.

Burung pelikan itu ada kalanya mengkonsumsi makanan selain ikan, sebenarnya burung pelikan itu predator opurtunis dan selagi ikan-ikan membentuk bagian terbesar dari lemaknya untuk menjadi makanan utama di mana burung pelikan bersarang, burung-burung ini cukup siap makan makanan apa saja yang tersedia.

Burung pelikan itu tipe sosialis yang suka berteman, mereka hidup berkolonial, di mana jantannya mengumpulkan material sedangkan betinanya menimbun membentuk struktur yang lebih simpel.


Nah, dari data singkat di atas, kami masih belom menemukan apa hubungannya bubuk lada putih sama burung pelikan. Paling-paling kesamaannya dua-duanya sama-sama warna putih.
Kalau dilihat dari data di atas, mungkin produk ini mengasosiasikan diri mereka sebagai burung pelikan, di mana cara kerjanya terbagi menjadi dua.
Ada yang mengumpulkan bijih-bijih lada (material) dilanjutkan dengan penghalusan bijih tersebut sehingga menjadi bubuk lada (struktur yang lebih simpel)
Tapi yang jelas kayanya ada sesuatu di balik ikon burung pelikan pada kemasan bubuk lada putih ini.

Minggu, 26 Agustus 2007

Minyak Param Cap Bison


Nama produk : Minyak Param (Obat Gosok) Cap Bison
Ukuran : p. 11,9 cm - l. 11,2 cm
Teknik produksi : cetak offset
Bahan kertas : HVS 80gr
Produsen : PT Bison

Kecap Istimewa Cap Zebra


Nama produk : Kecap Istimewa Cap Zebra
Ukuran :
- Atas : p. 8,8 cm - l. 3,9 cm
- Bawah : p. 10,2 cm - l. 8,8 cm
Teknik produksi : cetak offset
Bahan kertas : art paper
Produsen : PK Zebra Bogor

Getuk Goreng Haji Tohirin


(analisis utama)

Nama produk : Getuk Goreng Asli Haji Tohirin
Ukuran : p. 13 cm - l. 8,9 cm
Teknik produksi : cetak saring
Bahan kertas : HVS 80gr
Produsen : Sanpirngad
Alamat : Jl JEnd Soedirman no 41-141 Sokaraja - Banyumas
Tahun awal produksi : 1918

Brem Gemilang


Nama produk : Brem Gemilang
Ukuran : p. 10,9 cm - l. 7,2 cm
Teknik produksi : cetak offset

Anggur Kolesom


Nama produk : Anggur Kolesom Cap Orang Tua
Ukuran : p. 12,3 cm - l. 8,8 cm
Teknik produksi : cetak offset
Bahan kertas : art paper


Jessica Purnama #173


Jessica Purnama

Nama panggilan : Jesse
Nim : 625050173
B'day : 10 Mar 87
Hobby : belanja, ngobrol, tidur, gambar2
Fave food : semua makanan kecuali ati ayam, tetel2an, terong
Fave drink : alcohol, kopi2an dan teh2an
Fave color : warna warni

Felicia Tantono #163


Felicia Tantono

Nama panggilan : Felice
Nim : 625050163
B'day : 9 Mar 87
Hobby : jalan2, shopping, foto2
Fave food : yang pedes, yang manis
Fave drink : jasmine and green tea, with rainbow and bubble
Fave color : coklat, putih, hitam

Yas Novita #136

Yas Novita
Nama panggilan : Mpok
Nim : 625050136
B'day : 4 Nov 87
Hobby : nonton, makan, baca komik, jalan-jalan
Fave food : kentang goreng, burger
Fave drink : teh tarik
Fave color : ungu, salem, putih, turquoise

Samuel Ricky #149


Samuel Ricky

Nama panggilan : Nyonyo
Nim : 625050149
B'day : 24 Ag 87
Hobby : menghibur diri dengan ps2, komputer, dan kamera. Travel.
Fave food : semua yg rasanya intense!
Fave drink : aer putih, tanpanya Samuel akan mati.
Fave color : sky Blue

Felicia Tenden #156

Felicia Tenden

Nama panggilan : Tenden
Nim : 625050156
B'day : 20 Feb 87
Hobby : tidur, bengong, nonton
Fave food : ice-cream cookies and cream pastinyaaa
Fave drink : ice lemon tea
Fave color : putih, turquoise

Christine #157

Christine
Nama panggilan : Cucut
Nim : 625050157
B'day : 15 April 87
Hobby : baca komik, tidur, sms-an, baca novel, main-main
Fave food : spaghetti
Fave drink : air putih
Fave color : baby blue, putih, hitam

Getuk Goreng Achmad Jahiri


Nama produk : Getuk Goreng Rasa Asli
Ukuran : 8 x 10,5 cm
Bahan kertas : art paper
Teknik cetak : offset
Produk : getuk goreng
Produsen : Achmad Jahiri
Alamat : Jl Jend Sudirman Sokaraja - Banyumas

Ginggang

Nama produk : Jamu Jawa Asli Ginggang Nyonya Puspomadio
Ukuran : 7,5 x 9 cm
Teknik produksi : cetak offset
Bahan kertas : HVS 80 gram
Produk : sawan tahun lelaki


Nama produk : Jamu Jawa Asli Ginggang Nyonya Puspomadio
Ukuran : 7,5 x 9 cm
Teknik produksi : cetak offset
Bahan kertas : HVS 80 gram
Produk : beras kencur

Ketjap Masak No 1 Ikan Lele

Nama produk : Ketjap Masak No 1 Ikan Lele
Ukuran : 6x4,9 cm
Teknik produksi : cetak offset
Bahan : kertas stiker
Produsen : Ny Go Tjwan Hok
Alamat : Rogowongso 28 PATI

Valentin

Nama produk : Valentine Dewa Tujuh Dewi - karak rasa udang super
Ukuran : 11,3 x 8 cm
Produksi : Dep.Kes.R.I.S No.0155/1106/97



Nama produk : Valentine Dewa Tujuh Dewi - karak rasa trasi
Ukuran : 8,1 x 11,4cm
Produksi : Dep.Kes.R.I.S No.0155/1106/97



Nama produk : Valentine Dewa Tujuh Dewi - karak rasa bawang
Ukuran : 9,2 x 12 cm
Produksi : Dep.Kes.R.I.S No.0155/1106/97

Bubuk Lada Putih Burung Pelikan


Nama produk : Burung Pelikan
Ukuran : p. 5,5 cm
l. 6 cm
Produksi : Nyaman, Jakarta
Teknik produksi : cetak saring
Bahan kertas : art paper

Kamis, 23 Agustus 2007

Introduction


Perkenalkan!

Kami adalah segelintir mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain dari Universitas Tarumanagara yang mendapat tugas dari mata kuliah Tinjauan Desain untuk membuat blog ini, demi memuat segelintir (juga) info mengenai beberapa analisis yang kami lakukan pada beberapa packaging klasik Indonesia yang terkadang suka terlupakan..

Dalam blog ini, kami atas nama kelompok SemataWayang, akan berusaha untuk menyajikan hasil analisis kami dalam bentuk yang paling informatif. Semoga apa yang kami muat dalam blog ini tidak hanya berguna untuk proses pembelajaran kami, tapi juga bagi semua blog viewer kami..

Regards,


Yas Novita - 625050136
Samuel Ricky - 625050149
Felicia Tenden - 625050156
Christine - 625050157
Felicia Tantono - 625050163
Jessica - 625050173